Angka kecelakaan (laka) kendaraan di Kabupaten Pati mencapai ribuan kasus. Tiap pekan ada kasus laka. Karenanya, Kapolresta Pati Kombes Pol. Andhika Bayu Adhittama bakal fokus ke penanganan lalu lintas.
Berdasarkan data Satlantas Polresta Pati melalui Unit Laka Lantas menunjukkan hingga November 2022 kasus kecelakaan mencapai 1.310 kasus.
Rinciannya, korban meninggal dunia (MD) sebanyak 160 kasus. Kemudian kategori luka ringan (LR) 1.526 dan luka Berat (LB) hanya terdapat satu kasus. Kecelakaan yang terjadi dikarenakan dipengaruhi human error atau kelalaian pengendara.
Adanya kasus kecelakaan yang tinggi ini, Kapolresta Pati Kombes Pol. Andika Bayu Adhitama ingin mengajak masyarakat Pati lebih tertib lagi berlalu lintas. Ini demi keselamatan dalam berkendara.
”Semua pelayanan di Polresta Pati sudah bagus. Mulai dari pelayan SIM hingga BPKB sudah di-upgrade. Jadi saya ingin mengajak masyarakat tertib berlalu lintas. Memang kelihatannya sepele. Tapi kalau dilihat dalam sepekan, kecelakaan itu sering terjadi,” katanya.
Karenanya, pihaknya bakal mengimbau hingga mengedukasi kalangan remaja. Supaya kesadaran dalam berkendara ini terbentuk. ”Kami akan lebih banyak imbauan. Misalnya ke sekolah-sekolah mengedukasi pentingnya berkendara yang baik. Seperti police goes to school. Biar sejak dini kesadaran berkendara ini terbentuk,” imbuhnya.
Menurutnya, kasus Laka ini paling banyak pada usia produktif. Terutama remaja. Kebanyakan dari mereka kesadaran akan berlalu-lintas ini kurang.
”Bukan masalah bisa berkendara. Kalau anak-anak memang bisa berkendara. Tapi kesiapannya (kesadaran lalu lintas, Red) ini belum. Orangtua ini pun juga harus diedukasi,” paparnya.
Dia menambahkan, kecelakaan ini bahkan ada yang meninggal dunia. Sehingga kesadaran berkendara ini penting. Misalnya kesadaraan dalam memakai helm.
”Kalau Covid-19 ini meninggal satu orang ramai. Sedangkan Laka meninggal 1-3 orang masyarakat diam-diam saja. Dianggap sudah wajar. Ini perlu untuk disosialisasikan. Bagaimana cara berkendara yang berkeselamatan,” tambahnya.
”Misalnya kalau memakai helm saat melihat ada polisi saja. Padahal keselamatan ini untuk masyarakat. Jatuh tak memakai helm, nanti kepala bisa terbentur. Ini penting,” lanjutnya.
Selain itu, untuk kenyamanan pihaknya juga fokus penanganan knalpot brong. Menurutnya, ini sangat mengganggu masyarakat.
”Knalpot mbrong itu juga mengganggu sekali. Coba saja telinganya itu sekali-kali dihadapkan dengan knalpot brong. Biar kapok,” pungkasnya.