Pati, Jawa Tengah – Ratusan personel dari unsur TNI, Polri, dan pemerintahan desa mengikuti Apel Tiga Pilar yang digelar pada Rabu (20/8/2025) pukul 08.00 WIB hingga selesai di Halaman Mapolresta Pati. Apel ini diselenggarakan dalam rangka memperkuat sinergitas untuk mendukung situasi kamtibmas yang kondusif pasca aksi unjuk rasa.
Dalam kegiatan tersebut, dihadiri oleh PJU Polresta Pati, Kapolsek jajaran, 406 Babinsa Kodim 0718/Pati, 254 Bhabinkamtibmas Polsek jajaran, serta 406 perwakilan kepala desa se-Kabupaten Pati.
Apel dipimpin oleh PLT Sekda Kabupaten Pati Bp. Riyoso, didampingi Kapolresta Pati Kombes Pol Jaka Wahyudi dan Dandim 0718/Pati Letkol Arm Timotius Berlian Yogi Ananto. Seluruh peserta apel tampak khidmat dan penuh semangat kebersamaan.
Dalam amanatnya, PLT Sekda Bp. Riyoso menegaskan bahwa pasca aksi unjuk rasa, diperlukan langkah preemtif untuk mencegah gejolak baru. Ia menyebut, penggalangan tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, hingga tokoh pemuda sangat penting sebagai mediator dalam meredam provokasi.
Ia juga menekankan peran tiga pilar di desa sebagai garda terdepan komunikasi. Menurutnya, setiap potensi gejolak harus terdeteksi sejak dini agar dapat segera ditangani tanpa membuat masyarakat yang kecewa merasa termarginalkan.
Plt. Sekda Bp. Riyoso menambahkan bahwa mitigasi pasca aksi tak kalah penting. Membangun kepercayaan masyarakat, kata dia, merupakan kunci agar riak kecil tidak berkembang menjadi konflik besar.
Sementara itu, Kapolresta Pati Kombes Pol Jaka Wahyudi menekankan pentingnya menghadirkan rasa aman bagi masyarakat. Ia menyatakan, aparat akan terus hadir melalui kegiatan positif, pendampingan, dan pendekatan humanis untuk memulihkan kepercayaan publik.
Lebih lanjut, Kapolresta juga menegaskan sikap tegas terhadap aksi anarkis. Menurutnya, segala bentuk kekerasan, perusakan fasilitas umum, hingga serangan terhadap aparat tidak bisa ditoleransi. “Kami menolak dengan tegas aksi anarko di Kabupaten Pati. Aspirasi masyarakat boleh disampaikan dengan cara-cara konstitusional, bukan dengan perusakan ataupun kekerasan. Tindakan seperti itu hanya akan merusak citra Pati di mata publik,” tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kapolresta juga menyinggung agenda terdekat, yakni Festival Penyalaan 1000 Lilin oleh Aliansi Masyarakat Pati Bersatu. Ia menegaskan bahwa kegiatan tersebut akan dikawal penuh dengan pendekatan humanis agar berjalan aman, damai, dan tidak ditunggangi provokator.
Dandim 0718/Pati Letkol Arm Timotius Berlian Yogi Ananto turut menyampaikan pentingnya pemulihan citra Pati. Ia menyebut, membangkitkan kembali potensi daerah, memperkuat pelayanan publik, dan menghidupkan budaya gotong royong menjadi langkah penting untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat.
Dandim juga menekankan perlunya pendekatan persuasif kepada kalangan pemuda. Ia mendorong patroli dialogis ke berbagai kelompok, baik yang terorganisir maupun yang tersisih, agar mereka merasa dihargai dan diakui keberadaannya.
Tak hanya itu, Dandim menekankan agar masyarakat tidak mudah terprovokasi isu anarko yang merusak. “Kita harus bersama-sama menolak provokasi dan tindakan anarkis. Jangan sampai riak kecil dimanfaatkan kelompok tertentu untuk merusak persatuan warga Pati,” tegasnya.
Sebagai penekanan, Dandim meminta agar deklarasi damai segera digelar. Ia menargetkan sebelum 24 Agustus 2025, tiga pilar bersama RT dan RW melaksanakan deklarasi menolak provokasi serta komitmen menjaga persatuan.
Sebagai penutup, Kapolresta Pati Kombes Pol Jaka Wahyudi kembali menegaskan makna kebersamaan. Ia menyebut sinergi tiga pilar adalah kunci menjaga kondusifitas, agar Kabupaten Pati tetap aman, damai, dan masyarakat bisa beraktivitas dengan tenang, pungkasnya.
(Humas Polresta Pati)